Senin, 05 November 2012

Perang Salib


PERANG SALIB

 
Pendahuluan
Pada tahun 1000-an telah terjadi sebuah perang besar dan berkepanjangan yang di kenal dengan Perang Salib. Sebagai penyebabnya adalah ''Tanah Suci'' (Isarael-Palestina sekarang) secara silih berganti diduduki oleh raja-raja Islam. Masyarakat barat yang menganggap tanah suci sebagai milik mereka berusaha merebutnya dari penguasa Islam. Dalam perang tersebut para prajurit Kristen memang menggunakan tanda-tanda Salib pada pakaian dan persenjataan mereka, selain memang dipinpin oleh oleh raja-raja kristen



Perang salib berlangsung berkepanjangan, bahkan bangsa-bangsa Barat yang datang ke Indonesia pada akhir abad ke-16 masih diliputi perang tersebut.Sebagai akibatnya adalah terjadinya konflik antara pedagang-pedagang Islam Timur yang terlebih dahulu datang ke Indonesia dan dengan penguasa Islam setempat.  Meskipun demikian, terdapat dampat dampak positif dari perang tersebut, yaitu terjadinya kontak kebudayaan. lebih dari itu bangsa Eropa mulai terbuka dan mengakui ketinggian kebudayaan Timur Tengah dan Asia. Mereka menyaksikan kemewahan-kemewahan yang tidak di jumpai di Eropa. Bangsa Eropa juga mulai mengenal rempah-rempah komuditas baru seperti cengkeh, lada dan lain sebagainya. Mereka juga akhirnya mengakui bahwa dalam bidang kerajinan, kesenian, teknologi, bangsa Timur Tengah dan Asia ternyata tidak kalah maju dengan bangsa Eropa. Perkembangan terjadinya kontak perdagangan antara Barat dan Timur yang sangat menguntunggkan bangsa-bangsa Barat.

Kronologi perang salib 



Perang salib pada hakikatnya bukan perang agama, melainkan perang merebutkan kekuasaan daerah. Hal ini dibuktikan bahwa tentara salib dan tentara muslim saling bertukar ilmu pengetahuan. Perang salib berpengaruh sangat luas terhadap aspek-aspek politik, ekonomi dan sosial, yang mana beberapa bahkan masih berpengaruh sampai masa kini.Karena konflik internal,antara kerajaan-kerajaan Kristen, dan kekuatan-kekuatan politik,beberapa ekspedisi perang salib (seperti Perang Salib VII) bergeser dari tujuan semulanya dan berakhir dengan dijarahnya kota Kristen, Termasuk Ibu Kota Byzantium, Konstantinopel- kota yang paling maju dan kaya di benua Eropa saat itu.



Penyebab langsung perang salib



Penyebab langsung perang salib I adalah permohonan kaisar Alexius I kepada Paus Urbanus II untuk menolong kekaisaran Byzantium dan menahan laju invasi tentara Muslim ke dalam wilayah kekaisaran tersebut. Hal ini dilakukan karena sebelumnya pada 1071, kekaisaran Byzantium telah dikalahkan oleh pasukan seljuk yang dipinpin oleh sultan Alp Arselen di pertempuran Manzikert, yang hanya berkekuatan 15.000 prajurit. Dalam peristiwa ini pasukan seljuk berhasil mengalahkan tentara Romawi yang berjumlah 40.000 orang, terdiri atas tentara romawi, Ghus, al-Hajr, Prancis dan Armania.

Kekalahan ini berujung pada dikuasainya hampir seluruh wilayah Asia kecil (sekarang Turki). Meskipun pertentengan Timur-Barat sedang berlangsung antara gereja Katolik Barat dengan gereja Ortodoks Timur, Alexius I mengharapkan respon yang positif atas permohonannya. Bagaimana pun, respon yang didapat amat besar dan hanya sedikit bermafaat bagi Alexius I.



Pausmenyerbu bagai kekuatan invasi yang besar bukan saja untuk mempertahankan kekaisaran Byzantium, tetapi unuk merenut kembalinya Yerusalem, setelah Dinasti Seljuk dapat merebut Beitul Maqdis pada 1078 dari kekuasaan Dinasti Fatimiah yang berkedudukan di Mesir.umat Kristen merasa tidak lagi bebas beribadah sejak Dinasti Seljuk menguasai Baitul Maqdis.



Ketika perang salib I didengungkan pada 27 November 1095, para pangeran kristen dari Iberia sedang bertempur untuk keluar dari Pegunungan Galacia dan Asturia, wilayah basque dan Navarre, dengan tingkat keberhasilan yang tinggi, selama seratus tahun. Kejatuhan bangsa Moor-Toledo kepada kerajaan Leon pada 1085 adalah kemenangan yang besar yang penting dan kaum kristen yang meninggalkan para wanita di garis belakang amat sulit untuk di kalahkan. Mereka tidak mengenal hal lain selain bertempur. Mereka tidak memiliki teman atau perpustakaan untuk dipertahankan. Para kesatria Kristen ini merasa bahwa mereka bertempur di lingkungan asing yang di penuhi oleh orang kafir sehingga mereka dapat berbuat dan merusak sekehendak hatinya. Seluruh faktor ini kemudian akan dimainkan kembali di lapangan pertempuran di Timur. Para ahli sejarah sepanyol melihat bahwa reconquista adalah kekuatan besar dari karakter castilia, dengan perasaan bahwa kebaikan yang tertinggi adalah mati dalam pertempuran mempertahankan kekristenan suatu negara.

Akibat Dari Perang Salib

 Akibat Dari Perang Salib
 
 
 
Secara umum dampak utama perang salib adalah menggeliatnya gelora Renaissance di Barat pasca perang salib. Tetapi masih banyak efek-efek lain yang akan saya paparkan kepada teman-teman sekalian. Kalau anda merasa punya tambahan lain, saya sangat senang kalau anda mau menambahkannya disini.
  1. Yang paling nampak adalah terjadinya saling tukar ilmu pengetahuan antara kristen dan muslim. Meski benua Eropa telah bersinggungan dengan budaya Islam selama berabad-abad melalui hubungan antara Semenanjung Iberia dengan Sisilia, penyerapan ilmu pengetahuan di bidang-bidang sains, pengobatan dan arsitektur lebih ekstensif dan intensif diserap dari dunia Islam ke dunia Barat selama masa perang salib
  2. Ide perang salib memberikan andil terhadap kemerosotan tingkat kepercayaan umat kristiani terhadap gereja katolik Roma, yang diakibatkan oleh pembenaran lembaga Kepausan terhadap agresi politik dan wilayah yang terjadi di Yerusalem maupun daerah kekaisaran Byzantium (gereja Eropa timur)
  3. Pengalaman militer perang salib juga memiliki pengaruh di Eropa, seperti misalnya, kastil-kastil di Eropa mulai menggunakan bahan dari batu-batuan yang tebal dan besar seperti yang dibuat di Timur, tidak lagi menggunakan bahan kayu seperti sebelumnya.
  4. Jalan-jalan yang sebelum perang salib sebagian besar tidak pernah digunakan sejak masa pendudukan Romawi, terlihat mengalami peningkatan disebabkan oleh para pedagang yang berniat mengembangkan usahanya. Ini bukan saja karena perang salib mempersiapkan Eropa untuk bepergian akan tetapi lebih karena banyak orang ingin bepergian setelah diperkenalkan dengan produk-produk dari timur
  5. Jatuhnya Kekaisaran Kristen Byzantium, yang sebagian besar diakibatkan oleh kekerasan tentara Salib pada Perang Salib Keempat terhadap Kristen Orthodox Timur, terutama pembersihan yang dilakukan oleh Enrico Dandolo yang terkenal, penguasa Venesia dan sponsor Perang Salib Keempat. Tanah Byzantium adalah negara Kristen yang stabil sejak abad ke-4. Sesudah tentara Salib mengambil alih Konstantinopel pada tahun 1204, Byzantium tidak pernah lagi menjadi sebesar atau sekuat sebelumnya dan akhirnya jatuh pada tahun 1453.
  6. Perang salib memiliki efek yang buruk tetapi terlokalisir pada dunia Islam. Dimana persamaan antara “Bangsa Frank” dengan “Tentara Salib” meninggalkan bekas yang amat dalam. Pada abad ke-21, sebagian dunia Arab, seperti gerakan kemerdekaan Arab dan gerakan Pan-Islamisme masih terus menyebut keterlibatan dunia Barat di Timur Tengah sebagai “perang salib”. Perang Salib dianggap oleh dunia Islam sebagai pembantaian yang kejam dan keji oleh kaum Kristen Eropa
  7. Islam menjadi cenderung menarik diri dari perhelatan politik dunia. Puncaknya adalah ketika kekhalifahan Turki tumbang dengan drastic di tahun 1924. Menurut Peter Mansfield, “Diserang dari berbagai arah, dunia Islam berpaling ke dirinya sendiri. Ia menjadi sangat sensitive dan defensive, sikap yang tumbuh menjadi semakin buruk seiring dengan perkembangan dunia, suatu proses dimana dunia Islam merasa dikucilkan, terus berlanjut.”
  8. Adanya persekutuan yang “tidak lazim” antara satu faksi melawan faksi lainnya seperti persekutuan antara kekuatan Tentara Salib dengan Kesultanan Rum yang Muslim dalam Perang Salib Kelima. Segitu yang dapat saya rangkum, kalau ada teman – teman yang mau menambahkan tidak masalah.

Jalannya Perang Salib


Jalannya Perang Salib 



Jalannya perang Salib terbagi atas beberapa periode. berikut beberapa periode dalam Perang Salib.

1. Perang Salib I 

Pada musim semi tahun 1095, 150.000 orang eropa ,sebagian besar bangsa bangsa Prancis dan Norman, berangkat menuju konstantinopel, kemudian ke Palestina. Tentara salib yang dipinpin oleh Godfrey, Bohemond, dan raymond ini memproleh kemenangan besar. Pada 18 juni 1097 mereka berhasil menaklukkan Nicea dan pada 1098 menguasai raha (Edessa). Di sini mereka mendirikan Country Edessa dengan baldwin sebagai raja.

Pada tahun yang sama mereka dapat menguasai Antiokia dan mendirikan kepangeranan Antiokia di Timur, Bohemond dilantik menjadi rajanya. Mereka juga berhasil menduduki Baitul maqdis (yerusalem) pada 15 Juli 1099 M dan mendirikan kerajaan Yerusalem dengan rajanya, Godfrey. Setelah penaklukan baitul maqdis itu, tentara salib melanjutkan ekspresinya.
Mereka menguasai kota Akka (1104), Tripoli (1109) dan kota Tyre (1124). An
Di Tripoli mereka mendirik County Tripoli, rajanya adalah Raymond. Selanjutnya, Syeikh Imaduddin Zengi pada 1144, penguasa Mosul Dan irak , berhasil menaklukkan kembali Aleppo, hamimah, dan Edessa. Namun ia wafat pada 1146. Tugasnya dilanjutkan oleh putranya, Syeikh Nurruddin Zengi. Syeikh nuruddinberhasil merebut kembali antiokia pada 1149 dan pada 1151, seluruh Edessa dapat direbut kembali.

2. Perang salib II

Jatuhnya County Edessa menyebabkan orang-orang Kristen mengobarkan Perang Salib II. Paus Eugenius III menyampaikan perang suci yang disambut positif oleh Raja Prancis, Louis VII, dan Raja Jerman, Conrad II. Keduanya memimpin pasukan salib untuk merebut wilayah Kristen di Syria. Akan tetapi, gerak maju mereka dihambat oleh Syeikh Nuruddin Zengi. Mereka tidak berhasil memasuki Damaskus. Louiz VII dan Conrad II sendiri melarikan diri pulang ke negrinya. Syeikh Nurruddin wafat 1174. Pimpinan perang kemudian dipegang oleh Sultan Salahuddin al-Ayubbi yang berhasil mendirikan Dinasti Ayyubiyah di mesir pada 1175, setelah berhasil mencegah pasukan Salib untuk menguasai Mesir.

Hasil peperangan Salahuddin yang terbesar adalah merebut kembali Yerusalem pada 1187, setelah beberapa bulan sebelumnya dalam pertempuran Hittin, Salahuddin berhasil mengalahkan pasukan gabungan Country Tripoli dan kerajaan Yerusalem melalui taktik penguasaan daerah. Dengan demikian berakhirlah kerajaan Latin di Yerusalem yang berlangsung selama 88 tahun. Setelah Yerusalem, tinggal Tirus merupakan kota besar Kerajaan Yerusalem yang tersisa. Tirus saat itu dipinpin oleh Conrad dari Montferrat berhasil sukses dari pengepungan yang dilakukan Salahuddin sebanyak dua kali. Salahuddin kemudian mundur dan menaklukkan kota lain, seperti Arsus dan jaffa.

3. Perang Salib III

Jatuhnya Yerusalem ke tangan kaum muslim sangat memukul perasaan tentara Salib. Mereka pun menyusun rencana balasan. Selanjutnya, tentara Salib dipinpin oleh Frederik Barbarosa (Raja Jerman), Richard si hati Singa (Raja Inggris), dan philip Agustus (Raja Prancis) memunculkan Perang Salib III.
Barbarossa
Richard
Philip Agustus
Pasukan ini bergerak pada 1189 dengan dua jalur berbeda. Pasukan Richard dan Philip melalui jalur laut dan pasukan Barbarossa-saat itu merupakan yang terbanyak di Eropa melalui jalur darat, melewati Konstantinopel. Namun, barbarossa meninggal di daerah Cilicia karena tenggelam di sungai, sehingga menyisakan Richard dan Philip.


Sebelum menuju Tanah Suci, Richard dan Philip sempat menguasai Siprus dan mendirikan kerajaan Siprus. Meskipun mendapat tantangan berat dari Salahuddin, namun mereka berhasil merebut Akka yang kemudian di jadikan ibu kota kerajaan latin. Philip kemudian kembali ke Prancis untuk “menyelesaikan” masalah kekuasaan di Prancis dan hanya Richard yang melanjutkan Perang Salib III. Richard tidak mampu memasuki palestina lebih jauh, meskipun bisa beberapa kali mengalahkan Salahuddin.
Pada 2 November 1192, dibuat perjanjian antara tentara Salib dengan Salahuddin yang di sebut dengan Shulh al-Ramlah. Dalam perjanjian ini di sebutkan bahwa orang-orang Kristen yang pergi berziarah ke Baitul Maqdis tidak akan diganggu.

4. Perang Salib IV

Pada 1219, meletus kembali peperangan yang di kenal dengan perang salib periode keempat, dimana tentara Kristen dipimpin oleh Raja Jerman, Frederick II, mereka berusaha merebut Mesir lebih dahulu sebelum ke palestina, dengan harapan dapat bantuan dari orang-orang kristen Koptik. Dalam serangan tersebut, mereka berhasil menduduki Dimyath, Raja Mesir dari Dinasti Ayubbiyah waktu itu, al-Malik al-Kalim, membuat perjanjian dengan Frederick.  Isinya antara lain :
  • Frederick bersedia melepaskan Dimyath, sementara al-malik al-kalim melepaskan palestina,
  • Frederick menjamin keamanan kaum Muslimin di Dimyath dan tidak mengirim bantuan kepada Kristen di Syiriah.
Dalam perkembangan berikutnya, Palestina dapat direbut kembali oleh kaum Muslimin pada 1247, pada masa pemerintahan al-Malik al-Shalih, penguasa Mesir selanjutnya.
Ketika Mesir dikuasai oleh dinasti Mamalik yang menggantikan posisi Dinasti Ayubbiyyah, pimpinan perang dipegang oleh Baibars, Qalawun, dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah. Pada masa merekalah Akka dapat direbut kembali oleh kaum Muslimin pada 1291. Demikianlah Perang Salib yang berkobar di Timur. Perang ini tidak berhenti di barat, Spanyol, sampai umat Islam terusir dari sana.

Revormasi Gereja Pasca Perang Salib


Reformasi greja


Dalam perkembangannya muncul sikap kritis terhadap penyimpangan yang di lakukan oleh pihak Gereja Katolik pada waktu itu terutama adanya penjualan surat pengampunan dosa (surat alfat). Surat pengampunan dosa itu di jual kepada mereka yang tidak dapat ikut dalam perang salib antara abad ke-11-13.
kebiasaan penjualan surat pengampunan dosa kemudian di lakukan untuk mengumpulkan dana bagi pembangunan greja dan seterusnya. Faktor lain dari munculnya Reformasi Gereja adalah keinginan  untuk membebaskan diri dari kepemimpinan Paus terhadap kehidupan beragama di negara-negara Eropa. Hal ini tampak pada pertikaian antara Raja Frederick II dari Prusia dengan Paus Innocencius pada abad ke- 13, Raja Philip IV dari prancis dengan Paus bonifacius pada abad ke-14.
Pelopor reformasi Greja adalah Martin Luther (1483-1548) seorang pastor dan guru besar Universitas Wittenberg di Sachsen Jerman. Pada 1517 Martin Luther mengemukakan pokok-pokok pikiran sebagai kritikan terhadap Gereja meliputi 95 dalil yang kemudian ditempel di pintu Greja Wittenberg. Pendapatnya antara lain :
  • Amal yang baik keluar dari hati yang murni tidak akan diterima Tuhan.
  • Hanya orang yang percaya kepada Yesus Kristuslah yang dapat di terima Tuhan
  • Tiada orang yang dapat langsung berhubungan dengan Tuhan tanpa perantara Gereja
  • Tiap orang yang menyesali kesalahannya akan terlepas  dari hukuman sehingga tidak di perlukan adanya surat pengampunan dosa.
  • Gereja merupakan perkumpulan orang percaya dan Yesus-lah kepalanya sehingga kedudukan Paus selaku pemimpin agama tidak dapat diterimanya.


Martin Luther
Selain mengutamakan ajaran di atas, pada masa pembuangannya Mhartin Luther juga menterjemahkan Kitab Injil dari Bahasa Latin Ke bahasa Jerman sehingga banyak orang yang dapat memahami Kitab Suci. Reformasi Gereja juga Berkembang ke negara-negara lain di Eropa misaalnya tokoh Jean Calvin dari Prancis (1509-1564) yang ajarannya disebut Calvinisme banyak pengikutnya di belanda, inggris dan Skotlandia. Tokoh Ulrick Zwingli (1484-1531) dari Swiss serta munculnya Gereja Anglika di Inggris dipelopori oleh Raja Henry VIII Tudor (1509-1547).