Senin, 05 November 2012

Jalannya Perang Salib


Jalannya Perang Salib 



Jalannya perang Salib terbagi atas beberapa periode. berikut beberapa periode dalam Perang Salib.

1. Perang Salib I 

Pada musim semi tahun 1095, 150.000 orang eropa ,sebagian besar bangsa bangsa Prancis dan Norman, berangkat menuju konstantinopel, kemudian ke Palestina. Tentara salib yang dipinpin oleh Godfrey, Bohemond, dan raymond ini memproleh kemenangan besar. Pada 18 juni 1097 mereka berhasil menaklukkan Nicea dan pada 1098 menguasai raha (Edessa). Di sini mereka mendirikan Country Edessa dengan baldwin sebagai raja.

Pada tahun yang sama mereka dapat menguasai Antiokia dan mendirikan kepangeranan Antiokia di Timur, Bohemond dilantik menjadi rajanya. Mereka juga berhasil menduduki Baitul maqdis (yerusalem) pada 15 Juli 1099 M dan mendirikan kerajaan Yerusalem dengan rajanya, Godfrey. Setelah penaklukan baitul maqdis itu, tentara salib melanjutkan ekspresinya.
Mereka menguasai kota Akka (1104), Tripoli (1109) dan kota Tyre (1124). An
Di Tripoli mereka mendirik County Tripoli, rajanya adalah Raymond. Selanjutnya, Syeikh Imaduddin Zengi pada 1144, penguasa Mosul Dan irak , berhasil menaklukkan kembali Aleppo, hamimah, dan Edessa. Namun ia wafat pada 1146. Tugasnya dilanjutkan oleh putranya, Syeikh Nurruddin Zengi. Syeikh nuruddinberhasil merebut kembali antiokia pada 1149 dan pada 1151, seluruh Edessa dapat direbut kembali.

2. Perang salib II

Jatuhnya County Edessa menyebabkan orang-orang Kristen mengobarkan Perang Salib II. Paus Eugenius III menyampaikan perang suci yang disambut positif oleh Raja Prancis, Louis VII, dan Raja Jerman, Conrad II. Keduanya memimpin pasukan salib untuk merebut wilayah Kristen di Syria. Akan tetapi, gerak maju mereka dihambat oleh Syeikh Nuruddin Zengi. Mereka tidak berhasil memasuki Damaskus. Louiz VII dan Conrad II sendiri melarikan diri pulang ke negrinya. Syeikh Nurruddin wafat 1174. Pimpinan perang kemudian dipegang oleh Sultan Salahuddin al-Ayubbi yang berhasil mendirikan Dinasti Ayyubiyah di mesir pada 1175, setelah berhasil mencegah pasukan Salib untuk menguasai Mesir.

Hasil peperangan Salahuddin yang terbesar adalah merebut kembali Yerusalem pada 1187, setelah beberapa bulan sebelumnya dalam pertempuran Hittin, Salahuddin berhasil mengalahkan pasukan gabungan Country Tripoli dan kerajaan Yerusalem melalui taktik penguasaan daerah. Dengan demikian berakhirlah kerajaan Latin di Yerusalem yang berlangsung selama 88 tahun. Setelah Yerusalem, tinggal Tirus merupakan kota besar Kerajaan Yerusalem yang tersisa. Tirus saat itu dipinpin oleh Conrad dari Montferrat berhasil sukses dari pengepungan yang dilakukan Salahuddin sebanyak dua kali. Salahuddin kemudian mundur dan menaklukkan kota lain, seperti Arsus dan jaffa.

3. Perang Salib III

Jatuhnya Yerusalem ke tangan kaum muslim sangat memukul perasaan tentara Salib. Mereka pun menyusun rencana balasan. Selanjutnya, tentara Salib dipinpin oleh Frederik Barbarosa (Raja Jerman), Richard si hati Singa (Raja Inggris), dan philip Agustus (Raja Prancis) memunculkan Perang Salib III.
Barbarossa
Richard
Philip Agustus
Pasukan ini bergerak pada 1189 dengan dua jalur berbeda. Pasukan Richard dan Philip melalui jalur laut dan pasukan Barbarossa-saat itu merupakan yang terbanyak di Eropa melalui jalur darat, melewati Konstantinopel. Namun, barbarossa meninggal di daerah Cilicia karena tenggelam di sungai, sehingga menyisakan Richard dan Philip.


Sebelum menuju Tanah Suci, Richard dan Philip sempat menguasai Siprus dan mendirikan kerajaan Siprus. Meskipun mendapat tantangan berat dari Salahuddin, namun mereka berhasil merebut Akka yang kemudian di jadikan ibu kota kerajaan latin. Philip kemudian kembali ke Prancis untuk “menyelesaikan” masalah kekuasaan di Prancis dan hanya Richard yang melanjutkan Perang Salib III. Richard tidak mampu memasuki palestina lebih jauh, meskipun bisa beberapa kali mengalahkan Salahuddin.
Pada 2 November 1192, dibuat perjanjian antara tentara Salib dengan Salahuddin yang di sebut dengan Shulh al-Ramlah. Dalam perjanjian ini di sebutkan bahwa orang-orang Kristen yang pergi berziarah ke Baitul Maqdis tidak akan diganggu.

4. Perang Salib IV

Pada 1219, meletus kembali peperangan yang di kenal dengan perang salib periode keempat, dimana tentara Kristen dipimpin oleh Raja Jerman, Frederick II, mereka berusaha merebut Mesir lebih dahulu sebelum ke palestina, dengan harapan dapat bantuan dari orang-orang kristen Koptik. Dalam serangan tersebut, mereka berhasil menduduki Dimyath, Raja Mesir dari Dinasti Ayubbiyah waktu itu, al-Malik al-Kalim, membuat perjanjian dengan Frederick.  Isinya antara lain :
  • Frederick bersedia melepaskan Dimyath, sementara al-malik al-kalim melepaskan palestina,
  • Frederick menjamin keamanan kaum Muslimin di Dimyath dan tidak mengirim bantuan kepada Kristen di Syiriah.
Dalam perkembangan berikutnya, Palestina dapat direbut kembali oleh kaum Muslimin pada 1247, pada masa pemerintahan al-Malik al-Shalih, penguasa Mesir selanjutnya.
Ketika Mesir dikuasai oleh dinasti Mamalik yang menggantikan posisi Dinasti Ayubbiyyah, pimpinan perang dipegang oleh Baibars, Qalawun, dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah. Pada masa merekalah Akka dapat direbut kembali oleh kaum Muslimin pada 1291. Demikianlah Perang Salib yang berkobar di Timur. Perang ini tidak berhenti di barat, Spanyol, sampai umat Islam terusir dari sana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar